Salah satu hari libur Nasional terunik di Indonesia adalah Hari Raya Nyepi atau biasa dikenal dengan Tahun Baru bagi umat Hindu. Perayaan Hari Raya Nyepi 2023 merupakan Tahun Baru Saka 1945.
Hari Raya Nyepi merupakan hari yang penuh dengan kesunyian dan refleksi diri. Terdapat beberapa ritual yang dilakukan oleh para penganut agama Hindu untuk merayakan kedatangan Tahun Baru Saka 1945 ini. Tiga hari sebelum hari raya Nyepi, dilakukan ritual Melasti. Ritual ini biasanya dilakukan di pantai atau di laut. Umat Hindu percaya bahwa air laut mampu menyucikan segala hal dari kotoran alam semesta.
Pada sore hari, sehari sebelum Nyepi, masyarakat Hindu mengadakan ritual Bhuta Yadnya. Ritual ini dilakukan untuk menghapus dan mengusir efek negatif dari iblis. Dalam melaksanakan ritual ini, umat Hindu membuat sebuah patung besar yang terbuat dari bambu dan kertas warna-warni. Patung ini merupakan representasi iblis dan semua makhluk jahat. Patung –patung ini dikenal dengan nama Ogoh-ogoh.
Banyak patung ogoh-ogoh ditemui di parade di jalan-jalan yang dibuat oleh anak muda dan seniman, karena memang setelah ogoh-ogoh dibuat akan diarak dalam parade di jalan besar sehingga dapat dilihat oleh banyak orang . Masyarakat Hindu percaya bahwa ogoh-ogoh akan menyerap semua energi negatif roh iblis maupun pengawasnya. Setelah parade selesai ogoh-ogoh akan dibakar di sebuah area terbuka.
Pada perayaaan Hari Raya Nyepi umat Hindu melaksanakan juga ritual yang disebut dengan “Amati Geni”. Ritual ini merupakan ritual yang melarang penggunaan api, cahaya atau listrik selama Nyepi.
Ritual berikutnya adalah adalah “Amati Karya”, menurut ritual “Amati Karya” tidak seorangpun diijinkan untuk bekerja selama Hari Raya Nyepi.
Ritual ketiga adalah “Amati Lelunganan”, yang menyatakan bahwa tidak seorang pun diijinkan untuk berpergian selama Nyepi berlangsung.
Hal terakhir dari ritual Nyepi adalah “Amati Lelanguan“ yang menyatakan bahwa setiap umat Hindu harus berpuasa selama Nyepi berlangsung. Amati Lelanguan juga mengharuskan umat Hindu untuk menahan diri dari kegiatan yang bersifat hiburan.
Selama hari kesunyian ini, masyarakat Hindu diharapkan melakukan refleksi akan perilaku yang mereka lakukan selama beberapa tahun terakhir. Kesempatan ini adalah saat yang sangat baik untuk beristirahat dan berpikir tentang cara meningkatkan kualitas kehidupan mereka di tahun mendatang.
Penulis: Ni Putu Eka Sumartarini, ST - SMA Santa Maria Surabaya