Prapaskah dan Paskah
Masa Prapaskah adalah waktunya umat beriman mempersiapkan diri menyambut Paskah dengan doa, matiraga, pertobatan, amal kasih, hidup sederhana, dan penyangkalan diri. Masa Prapaskah bermula pada hari Rabu Abu dan berakhir kira-kira enam pekan kemudian, sesudah matahari terbenam pada hari Kamis Putih atau Sabtu Suci (Malam Paskah).
Pada masa Prapaskah, banyak umat Kristen mengamalkan laku puasa dan berpantang kemewahan tertentu dalam rangka meneladani laku tirakat Yesus Kristus saat berkhalwat di padang gurun selama 40 hari. Tindakan ini disebut pengorbanan Prapaskah. Banyak umat Kristen juga menjalankan disiplin rohani Prapaskah, misalnya membaca renungan harian atau berdoa dengan berpedoman kepada kalender Prapaskah, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Ibadat Jalan Salib, devosi mengenang penderitaan Kristus memanggul salib sepanjang jalan sampai wafat disalib, juga kerap dilaksanakan. Untuk menghormati masa Prapaskah, banyak gereja Katolik, Lutheran, Anglikan, maupun Metodis tidak menghiasi altar dengan karangan bunga, serta menyelubungi krusifiks, arca-arca gereja, dan lambang-lambang religius lainnya dengan kain lembayung.
Sesuai tradisi, masa Prapaskah bergulir selama 40 hari, untuk memperingati 40 hari Yesus bertirakat dan dicobai Iblis di padang gurun sebelum berkarya secara terbuka, sebagaimana yang diriwayatkan di dalam Injil Matius, Injil Markus, dan Injil Lukas. Pekan terakhir masa Prapaskah adalah Pekan Suci, yang berawal pada hari Minggu Palma. Seturut riwayat Perjanjian Baru, peristiwa penyaliban diperingati pada hari Jumat Agung, sementara peristiwa kebangkitan Yesus dirayakan dengan meriah pada permulaan hari Minggu Paskah, hari pertama masa Paskah.
Pantang dan Puasa
Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus. Peraturan pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orangtua hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat wajib puasa dan pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati.(KHK 1251-1252)
Jadi sebagai orang Katolik wajib berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Jadi, selama masa Prapaskah, kewajiban puasa hanya dua hari saja. Yang wajib berpuasa adalah semua orang beriman yang berumur antara delapan belas (18) tahun sampai awal enam puluh (60) tahun.
PUASA berarti:
makan kenyang hanya satu kali dalam sehari.
Untuk yang biasa makan tiga kali sehari, dapat memilih
• Kenyang, tak kenyang, tak kenyang, atau
• Tak kenyang, kenyang, tak kenyang, atau
• Tak kenyang, tak kenyang, kenyang
Orang Katolik wajib berpantang pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Suci. Jadi hanya 7 hari selama masa PraPaskah.
Yang wajib berpantang adalah semua orang katolik yang berusia empat belas (14) tahun ke atas.
PANTANG berarti
• Pantang daging, dan atau
• Pantang rokok, dan atau
• Pantang garam, dan atau
• Pantang gula dan semua manisan seperti permen, dan atau
• Pantang hiburan seperti radio, televisi, bioskop, film.
Karena begitu ringannya, kewajiban berpuasa dan berpantang, sesuai dengan semangat tobat yang hendak dibangun,
umat beriman, baik secara pribadi, keluarga, atau pun kelompok, dianjurkan untuk menetapkan cara berpuasa dan berpantang yang lebih berat. Penetapan yang dilakukan diluar kewajiban dari Gereja, tidak mengikat dengan sangsi dosa. Dalam rangka masa tobat, maka pelaksanaan perkawinan juga disesuaikan. Perkawinan tidak boleh dirayakan secara meriah.
ARTI PUASA dan PANTANG
PUASA adalah tindakan sukarela Tidak makan atau tidak minum Seluruhnya, yang berarti sama sekali tidak makan atau minum apapun Atau sebagian, yang berarti mengurangi makan atau minum.
Itulah sebabnya, puasa Katolik selalu terlaksana bersamaan dengan doa dan derma, yang terwujud dalam Aksi Puasa Pembangunan.
Semangat yang sama berlaku pula untuk laku PANTANG.
Yang bukan semangat puasa dan pantang Katolik adalah:
“Apabila kamu berpuasa,
Janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu Dan cucilah mukamu Supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa
Melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Sumber diambil dari laman: https://smp-pacet.sanmarosu-jatim.sch.id/news/show/mengenal-pantang-dan-puasa-umat-katolik
Dirilis pada tanggal 19 Februari 2024