Kampus Ursulin Surabaya, Selasa (12/12/2023) tepatnya di Balai Budaya Surabaya, para pelajar berkumpul dari pukul 08.00 pagi untuk ikut serta dalam memeriahkan puncak acara hari anak dan disabilitas sedunia. Sebagai sekolah ramah anak, tentu ikut serta dalam acara tersebut dengan mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti kegiatan ini. Dua siswi tersebut adalah Agnes Nathania Widodo 8B dan Rebecca Straccia Lim 9E yang merupakan aktivis pencegahan OCSEA.
Acara kali ini dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, selain itu acara ini juga dihadiri oleh pelajar-pelajar dari negara lain. Beberapa perwakilannya adalah dari Belanda, Jerman dan Belgia. Kegiatan diawali dengan tarian-tarian penyambut. Tak hanya tarian Indonesia saja yang ditampilkan yaitu tari cakra melati, tapi di acara hari ini juga ada tari Eisa dari jepang yang ikut ditampilkan.
Setelah itu, pada puncak atau inti dari acara perayaan hari anak dan disabilitas sedunia ini yaitu Children Take Over. Sebelum itu, ada terdapat pengantar terlebih dahulu oleh tampilan dari Naomi Olivia seorang remaja yang mahir dalam bidang musik dan 5 orang temannya yang menampilkan lagu “Ku Tak Sendiri”.
Ternyata lagu yang dimainkan tersebut memiliki makna yang mendalam. “Dari lagu ‘Ku Tak Sendiri’ ini, aku mau kita semua sadar bahwa kita sebagai anak-anak bisa membantu satu sama lain, saling bahu membahu, maka suara anak wajib didengarkan. Khususnya dengan adanya kasus OCSEA atau bullying yang sedang marak terjadi. Kita sebagai anak-anak wajib untuk memberi gagasan atau ide terbaik kita karena kitalah yang akan merubah dunia bersama-sama!”
Untuk itu, Children Take Over ini merupakan sebuah roleplay yang diperankan oleh anak-anak. Bisa menjadi seorang kepala UNICEF, kepala DP3APPKB, Wali Kota, dan juga Presiden. Agnes merupakan salah satu duta INSAN terpilih untuk menjadi perwakilan anak-anak yang melakukan roleplay sebagai presiden.
“Setelah mendengar makna dari lagu tersebut, saya sebagai presiden juga anak mengingat hak-hak anak di Indonesia yang masih belum terdengar. Diantaranya adalah anak-anak yang masih merasa kurang nyaman untuk bercerita tentang kesulitan yang dihadapinya. Maka, saya akan menciptakan suatu program dimana anak-anak bisa memiliki tempat yang aman dan nyaman untuk bercerita agar suara mereka bisa terdengar.” ujar Agnes ketika dirinya melakukan roleplay menjadi presiden di hadapan seluruh penonton. Tak hanya itu, Agnes juga memimpin deklarasi untuk mewujudkan Surabaya Kota Layak Anak bebas dari bullying dan OCSEA.
Rangkaian puncak acara ini ditutup dengan lagu “We Are The World” yang memiliki makna bahwa anak-anak seperti kitalah yang akan dan berhak membuat keputusan untuk membuat dunia jauh lebih baik. Harapannya setelah hari Anak dan Disabilitas Sedunia ini, Surabaya bisa terus bergerak untuk mewujudkan program Child Friendly Cities Initiative dengan bantuan pelajar-pelajar hebat!
Pelajar Surabaya? Wani, Wani, Wani. Juara!!!
Penulis : Rebecca Straccia, Aktivis Pencegahan OCSEA
Video Liputan :
Sumber diambil dari laman: https://smp-sby.sanmarosu-jatim.sch.id/news/show/children-take-over-di-hari-anak-dan-disabilitas-sedunia
Dirilis pada tanggal 12 Desember 2023